Tuesday, July 28, 2009

Bismillah dalam shalat

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Kita sadar kalau shalat bukan saja hal yang penting untuk dikerjakan melainkan adalah kebutuhan primer yang sangat mendasar. Hanya orang-orang yang diberi ma’unahlah yang menjadikan shalat sebagai kebutuhan yang paling utama.

Banyak pendapat yang mempersilisihkan bacaan basmalah dalam shalat bahkan ada pula yang mengatakan tidak usah dibaca sama sekali. Padahal kita tahu urgensi bismillah dalam setiap pekerjaan, sebagaimana yang disabdakan nabi bahwa pekerjaan yang tidak dimulai dengan bismillah akan tertolak. Sebaiknya kita baca pendapat para ilmuwan terdahulu sebelum mengambil kesimpulan :

Pendapat yang mengatakan bahwa membaca Basmalah dengan dijaharkan berasal dari riwayat Ibnu Abbas, dengan bahwa Rasulullah senantiasa menjaharkan Basmallah pada dua surat sampai
dia wafat (HR Daruqutni); (Sunan Daaruqutni, jilid 1, juz 1 hal. 304).

Membaca Bismillah dengan Jahar (Nyaring)
Diriwayatkan dari Nu'man Al munir. Aku pernah Shalat dibelakang Abu Hurairah ra. Maka ia membaca bismillahirrahmanirrahim kemudian dibacanya ummul Al qur'an (surat Alfatihah) dan didalam hadits tersebut tatkala mengucapkan salam dia berkata. Demi Tuhan yang diriku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Sesungguhnya shalatkulah yang paling mirip dengan Rasulullah (HR. An Nasai) – (Sunan An Nasai, jiid 1, juz 2, hal 134)

Membaca Basmalah dengan pelan (sirr).
Dari Anas ra. Berkata: Aku dengan Rasulullah saw dengan Abu bakar, Umar dan Usman, tetapi aku tidak pernah mendengar mereka membaca "Bismillahirrahmanirrahim" (HR. Imam Muslim)

Dari Anas ra bin Malik. berkata: Aku biasa Shalat dibelakang nabi saw. Di belakang Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka hanya memulai bacaaan dengan "Alhamdulillahi rabbil 'alamin" dan tidak pernah kudengar mereka membaca bismillahirrahmanirrahim pada awal bacaan (alfatihah) dan tidak pula pengahabisannya.( HR, imam Muslim).

Bahwa dalam shalat membaca Al Fatihah bukanlah suatu persoalan, sedangkan bismillahirrahmanirrahim termasuk di dalam surat Al Fatihah atau tidak, masih diperselisihkan. Kalau mengambil berbagai pendapat mengenai surat Al Fatihah, maka yang wajib betul
dibaca dalam shalat adalah dimulai dengan "Alhamdulillah" sampai "wa la al
dhallin", sedang membaca "bismillah"-nya tidak wajib. (Ensiklopedi Nurcholis Majid hal. 362)

Asal kita sadar saja, bahwa alfatihah terdiri dari tujuh ayat, sedang kalau bismillah dihilangkan berarti menjadi enam ayat, terus bagaimana hukumnya?
Mungkin pertanyaan ini yang belum sempat kita pikir sehingga banyak menimbulkan perselisihan dikalangan para ilmuwan terdahulu yang ditopang lagi dengan berbagai pendapat dan kenyataan yang mendahuluinya.

Di zaman Rasulullah, ilmu bukan dijadikan sebuah ajang perdebatan melainkan dalam bentuk aplikatif. Jadi membaca basmalah dalam shalat HARUS bukan sekedar sunnah, bukan karena apakah bismillah bagian dari Al-Fatihah atau bukan melainkan esensialitas dari bismillah itu sendiri. Apakah mungkin shalat kita akan diterima kalau tidak dimulai dengan niat karena Allah?

Sekali keharusan membaca bismillah itu diarahkan kepada Allah-nya, makna yang terkandung di dalamnya, bukan sekedar perdebatan kusir tentang bismillah. Kita ambil isi dari bismillah tanpa harus memperdebatkannya. Yang jelas bismillah harus dibaca baik jahar atau sirr (baik dinyaringkan bunyinya atau dibaca tanpa suara)

Semoga Allah mencium hati kita dengan hidung bimbingan dan ridha, sehingga makna akan tersingkap sebagaimana yang diberikan kepada kekasih terdahulu. Amien.

No comments:

Post a Comment

Cari