Thursday, July 30, 2009

Tuhan Atau Allah

Bismillahirrahmanirrahim

Mungkin ketika kita ditanya baik oleh kawan, teman, saudara, tetangga adik dan lain sebaginya tentang makna tuhan, mungkin kita agak kebingungan (Penulis saja juga sebenarnya bingung sampai sekarang,

ini bukan sok tahu ya tapi membagi opini). Sebab selama ini kita tidak pernah dipelajari apa itu tuhan, baik di sekolah atau di rumah. Yang kita dapat dari guru di sekolah adalah bagaiman kita berhubungan dengan tuhan akan tetapi tidak diberitahu apa itu tuhan. Apakah kita dapat menjamin akan mampu bersifat komonikatif dengan tuhan sementara sampai detik ini kita belum tahu dengan pasti tuhan ada dimana (sekali lagi maaf, bukan bermaksud mengajak syirik tapi mengajak berfikir).
Di sekolah misalnya, seingat penulis dulu hanya dipelajari abagaiaman mengerjakan perintah tuhan dan menjauhi larangannya. Apa saja yang harus dikerjakan dan apa saja yang harus ditinggalakn. (Saya seorang Muslim Lho tapi apa cuma KTP ya........)
Salah satu pelajaran yang paling saya ingat saat itu pelahjaran tentang SYIRIK, karena materi ini sering dibahas sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. saya sendiri tidak berusaha untuk bertanya kepada yang lebih tahu atau tidak juga membaca buku-buku karangan ilmuwan muslim dengan dalih saya takut disalahkan karena puya alasan tersendiri.
Saya yakin semua manusia pada hakekatnya memiliki keyakinan kepada tuhan akan tetapi jalan yang ditempuh yang berbeda-beda. maka karena jalan yang berbeda tersebutlah saya ingin membagi hasil pemikiran yang saya temukan melalui penghayatan terhadap interpretasi ayat yang saya dapat dari al-quran. sekali lagi setiap individual pasti meyakini adanya tuhan hanya ideologinya yang berbeda dalam memaknai kata tuhan termasuk saya.
Dalam makna tuhan, saya tidak membedakan status keagamaan dalam hal ini karena saya tidak menyebutnya dengan kata Allah. namun harap dipahami diakhir pembahasan singkat ini.
Tuhan dalam bahasa arab dikenal dengan sebutan "Ilah". Dari setiap goresan firman Allah yang ada dalam al-quran, saya memahami "Ilah" ini dengan makna sesuatu yang diagungkan. Dalam stuktur bahasa arab (Qawaid nahwu dan Sharfi)menggambarkan kalau Ilah ini sesuatu yang belum jelas apa yang harus diagungkan, karena belum ada lam ta'rifnya. bagaimana kalau diberi lam ta'rif? mungkin saja menjadi Al-Ilahu, akan tetapi disini kita masih bingung (terutama penulis)karena setiap agama mempunyai Ilah masing masing.
Akhirnya saya beranikan membaca berbagai literatur tentang apa yang menjadi obyek pikiran saya ini. Dalan sebuah karangan ilmuwan muslim (seorang ulama)disebutkan bahwa Ilah yang diberi alam Ta'rif akan menjadi Allah, artinya Zat yang diAgungkan karena memang zat itu sendiri agung. Tanpa diagungkan pun akan tetap agung. sebagaiman juga dalam tafsir surah Al-Ikhlash. Berawal dari situlah saya mewakini kebenaran agama yang saya anut.

ANTARA TUHAN DAN SYIRIK
Secara etemologis, syirik berasal dari abahasa arab walaupun banyak agama yang memakai kata tersebut, yang berarti sekutu atau lebih mudah kita pahami teman. Sedangkan sedara termonlogisnya bahwa syirik adalah suatu perbuatan baik perbuatan hari, lisan dan sikap yang mengarah kepada penyamaan, perserikatan dll bagi Allah (Islam). sekarang kita lihat implementasi dari sebuah keyakinan kepada Tuhan. (Tapi saya kurang paham makna syirik di lain agama).
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang selalu kita kakukan yang menyebabkan kita kepada perbuatan syirik. dalam hal ini saya tidak mengatakan orang islam saja tapi yang merasa melakukannya. sebagai kronologisnya adalah rasa takut kepada makhluk ghaib, bsik syethan, pocong, hantu, nyai blorong dan lain semacamnya. Apakah kita tidak merasa saat takut kepada makhluk ghaib tersebut, telah melakukan SYIRIK? Kenapa tidak? Semestinya kan kita hanya takut kepada yang kita agungkan saja. Kalau perasaan takut itu masih ada berarti pemahaman kita terhadap Tuhan dan konsep keyakinan masih perlu diservise ulang agar syirik tidak lagi kita lakukan. Pada saat perasaan kita takut dengan sangat, apakah kaita tidak berpikir kalau yang mengendalikan mereka itu adalah Allah yang Maha Agung. Berarti rasa pengagungan kita kepada-Nya masih dikalahkan oleh perasaan takut kita kepada makhluk-Nya. Padahal kita Menyakini kalau Allah adalah yang maha mengatur. Dalam hal ini apa kita tidak sadar telah berbuat syirik dengan menyamakan bahkan memposisikan Tuhan lebih rendah dari makhluk-Nya sendri lantaran perasaan kita yang lebih dikuasai oleh makhluknya dari pada oleh pengagungan kepada-Nya.
Yang dapat kita jadikan contoh sebagai perbuatan syirik namun tanpa sadar kita lakukan adalah perasaan cinta yang berlebihan kepada makhluk-Nya. seringkali kita ketika asmara mulai melanda, benteng-benteng keimanan mulai digoyahkan, tanpa sadar memberikan sesuatu yang seharusnya kita berikan hanya kepada-Nya. sampai dimana perasaan cinta kepada yang kita Agungkan sejauh itu pula kita akan mampu memahami cinta dalam kehidupan ini. Mungkin kita akan bertanya, apa hubungannya dengan syirik? jelas dan tentu ada. Perasaan cinta kepada makhluk yang berlebihan akan mengalahkan cinta kepada yang maha agung karena tidak mungkin dalam satu jiwa ada dua rasa. tidak mungkin api bisa bersatu dengan air, mustahil gelap bisa menjadi satu dengan cahaya. Pasti ada yang mendominasi. begitu pula dengan cinta kepada makhluk tidak mungkin bisa disatukan dengan cinta kepada Khalik. Maka pada saat seperti ini kita telah meyamakan perasaan cinta bahkan kalau boleh jujur mungki megalahkan perasaan cinta kepada yang maha Agung gara-agara perasaan yang belum pasti itu cinta kepada makhluk. Sekarang jujur kita akui kalau semala ini kita selalu hidup dalam kesyirikan kepada yang maha Agung.
Mungkin kita kesulitan bagaiman mencintai makhluk (Kekayaan, pacar, suami, istri, anak, pangkat dan lain-lain)agar tidak terpeleset kedalam kemusyrikan. Insay Allah dalam edisi selanjutnya Kalau Allah meridhai, saya akan berbagi pengalaman yang pernah saya hadapi dan pengetahuan yang dititipkan-Nya.
atau boleh juga kalau berminat konsultasi ke e-mail saya : agien.three@gmail.com

No comments:

Post a Comment

Cari