Thursday, July 30, 2009

Refleksi Wahyu Pertama

Bismillahirramanirrahim

Kalau kita telusuri lebih dalam lagi makna dalam wahyu pertama kepada Rasulullah, maka sangat besar sekali kaitannya dengan Bismillah. kenapa tidak? bukankah jibril berkata, bacalah dengan menyebut nama tuhanmu. sedangkan kita sadar kalau nama tuhan Nabi Muhammad adalah Allah.

Yang kita ketahui selama ini bahwa wahyu yang pertama kali diteurunkan adalah perintah membaca. "Iqro", demikianlah bunyinya. Sepertinya perintah ini cukup simpel dan sederhana sekali,

namun di dalamnya terkandung rahasia kehidupan yang sampai detik ini belum dapat dibongkar.
Mungkin kita sering mendengar perintah yang serupa baik dari guru, orang tua ataupun media massa. Akan tetapi, tidak seenaknya begitu saja kita menyamakan apa yang tertera dalam perintah IQRA' dengan apa yang kita dengar setiap hari. Mungkin kalau boleh saya bilang sangatlah jauh berbeda. Dalam tulisan sederhana ini pula, saya mengajak kepada diri saya sendiri utamanya, dan kepada yang membaca tulisan ini untuk menelusuri makna yang terkandung dalam perintah tersebut. Hitung-hitung bisa menemukan hal yang baru sebagai konstribusi untuk masa yang akan datang.

LINTAS HISTORIS
Dalam literatul sejarah, kita sering memenukan tulisan yang mendiskripsikan penerimaan wahyu pertama yang diterima Rasulullah di goa Hiro. Ketika Jibril datang kepada beliau, tidak tercatat bahwa Jibril sedang membawa kertas (ataupun teks Al-qur'an)untuk dibaca oleh beliau. ini sebagai sebuah isyarat kalau membaca bukan hanya terbatas kepada tulisan saja.
Selama ini, mungkin kita memahami membaca dengan makna "Melafalkan jejeran huruf dan kata baik secara keras ataupun didalam hati," Padahal dalam kata iqro' kalau kita telusuri menggunakan kamus , banyak memiliki arti. dalam tulisan ini saya menyimpulkan beberapa makna yang terkait dalam kata iqro' tersebut. Diantara yang saya pahami adalah berpikir, juga adalah termasuk makna dari membaca.
Jadi, Apa saja bisa kita baca, baik yang kita lihat (tulisan atau berbagai gejala kehidupan), yang kita dengar dan apa yang kita rasakan. Karena itulah, membaca memiliki pengertian yang sangat luas dan mendalam.
Ada beberapa Langkah yang mungkin bisa kita terapkan relefansinya denganperintah diatas :

Introspeksi
Istilah Introspeksi selama ini sudah sangat populer di kalangan kita. Introspeksi termasuk bagian dalam perintah pertama tersebut. Introspeksi adalah mengadakan pembacaan, pengkajian atau membaca, berpikir dan semacamnya yang bersifat ke dalam, kepada diri sendiri. Sangat jarang seseorang mengakui sebuah kesalahan, karena salah satunya mungkin jarangnya atau tidak pernah mengadakan introspeksi terhadapa dirinya. Kenapa seseorang ketika dihadapkan dengan kegagalan seakan tidak mengakui kelemahannya, kenapa ketika seseorang gagal dalam bercinta menjadi stres. Masih bayak lagi realitas yang berhubungan dengan introspeksi yang bisa kita jadikan sebagai acuan untuk melaksanakan perintah Allah yang pertama ini.

Ekstrospeksi
Ekstrospeksi dilakukan bukan dalam rangka mencari aib dan cela orang lain namun sebaliknya untuk dijadkan contoh baik. Sederhananya, kita pahami ekstrospeksi dengan memngadakan pembacaan yang bersifat keluar. Misalnya, kenapa orang itu mampu berbuat baik sedang saya tidak? Kenapa orang lain bisa tegar dalam menghadapi masalah sedangkan saya selalu putus asa? Saya yakin anda mampu mencari pertanyaan yang bersifat ekstrospektif sekaligus mencari jawabannya. Kalau ternyata tidak mampu menjawab permasalahan yang kita hadapi, maka Allah menjawab dengan "Fas Aluu Ahladz dziro", bertanyalah kepada orang-orang yang lebih paham dengan apa yang kita hadapi. Saya yakin, anda bisa menghadapi problematika dalam kehidupan anda.
Restrospeksi
Restrospeksi adalah penggabungan antara intro dan ekstro, artinya mengadakan pengkajian, pembacaan, pemikiran (yang bersifat membaca/Iqro') ulang atau kembali baik terhadap diri sendiri, ataupun lingkungan (semua mahluk ciptaan ALLAH tidak terbatas kepada yang hidup saja. Hal ini sering kita lupakan, apalagi kita sedang dihadapkan dengan persoalan yang sangat rumit.
Sebenarnya dalam kontek iqro' ini, tidak pernah memandang suatu masalah sebagai sesuatu yang sulit atau rumit, hanya saja kita yang tidak paham metode resolusi sebuah masalah. Iqro' ini bisa kita jadikan sebuah metode untuk meresolusi berbagai persoalan seputar kehidupan. Mungkin sebuah pengetahuan akan dikatakan sebagai metode apabila ada unsur-unsur, sistematis dan struktif. Metode iqro' ini pun bisa kita jadikan sebagai cara untuk menyelesainkan sebuah masalah.
Sekali lagi tidak ada masalah yang rumit dan tidak bisa diselesaikan, sulitnya masalah itu karena pola fikir kita menilai bahwa masalah itu sangat sulit. Tanpa menyepelekan, berfikirlah kalau masalah yang sedang dihadapi ringan dan mudah diselesaikan.

No comments:

Post a Comment

Cari