Friday, July 24, 2009

Tafsir kata ISMU pada bismillah

Kita tahu dan sadar bahwa bismillahirrahmanirrahim terdiri dari beberapa kata. Kali ini kita akan belajar memahami kata BISMI atau bi dengan ismu/ismi. Pendapat kita ambil dari beberapa keterangan para tabi'in.

Ba pada kata BI berarti adalah kewibawaan Allah Dari (Abdullah bin Sinan)
Kewibawaan yang disandang oleh kebanyakan manusia di hadapan kita merupakan wibawa yang diberikan oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang memiliki nilai lebih melainkan dilebihkan nilai hidupnya oleh yang maha lebih dengan kata lain oleh zat yang tidak pernah merasa kekurangan. Kesadaran akan wibawa acap kali diremehkan oleh mereka yang telah dibutakan mata hatinya dengan harta, kedudukan dan jawabtan. Mungkin termasuk kita sendiri lupa kalau kewibawaan yang kita sandang adalah pemberian sang maha berwibawa.Tidak heran kalau kita sering merasa paling memiliki nilai lebih padahal tidak ada apa-apanya dihadapan mereka yang selalu menghidupkan hatinya lebih-lebih di hadapan-Nya.
Sadarlah saudaraku, bahwa kedatangan wibawa bukan semata-mata karena harta yang kita miliki, bukan karena jabatan, kedudukan, pangkat dan sebagainya selainkan karena Allah, karena Allahlah yang memang berkehendak memberikan wibawa dengan berbagai cara.

Sin adalah kemuliaan Allah.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia dengan bekal yang diberikan Allah. Kemuliaan yang diberikan Allah adalah percikan dari kemuliaan yang Allah miliki. Maka dalam pembukaan kitab bidayatul hidayah, imam ghazali menulis hadits qudsi dengan arah bahwa kita semua adalah dhalim maka mintalah kemuliaan kepada-Nya karena Allahlah yang maha mulia.

Mim adalah kedermawanan Allah. Sebagian meriwayatkan bahwa mim adalah kerajaan Allah.
Kedermawanan ataupun kerajaan bukan suatu masalah yang harus dipertentangkan. Tetapi adalah isyarat kalau kita masih belum memiliki pengetahuan cukup untuk menemukan yang lebih benar atau kebenaran itu sendiri.
Marlah kita analisa sejauh mana rasa dermawan kita kepada lingkungan. Kalau kita sempat berpikir sejenak tentang kedermawanan yang Allah berikan kepada kita, pernahkah Allah memberikan syarat kepada kita untuk mendpat dermawan-Nya. Bukanlah setipa saat tanpa bisa kita hitung kedermawanan Allah selalu ada? Kalau mau jujur, dalam hitungan detik kita tidak mampu menghitung kedermawanan tersebut.

Begitu pula kalau kita pahami dengan maknakerajaan, sungguh maha luas apa yang Allah miliki. Kerajaan, daerah kekuasaan-Nya yang tidak pernah terbatas oleh ruang dan waktu, langit dan bumi, dunia dan akhirat masih dapat dibayangkan. Tetapi kekuasan-Nya sungguh tanpa batas.

Masihkah kita ingin sombong dengan apa yang diamanahkan Allah kepada kita?

No comments:

Post a Comment

Cari